Selasa, 28 Agustus 2012

BELAJAR DARI PERWIRA KAPERNAUM

Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya." - Matius 8:13

Ketika kita atau salah seorang keluarga kita sedang sakit atau perlu didoakan, cukupkah kita minta didoakan jarak jauh? Ada banyak orang yang merasa kurang afdol jika hanya didoakan jarak jauh. Kalau tidak datang langsung, tumpang tangan, dijamah, mujizat rasanya tidak akan bisa terjadi. Kalau bukan oleh pendeta yang top kesembuhan rasanya tidak mungkin terjadi. Kesembuhan atau mujizat lainnya menjadi bukan berasal dari Tuhan, namun tergantung dari manusianya, pendetanya. Ini adalah pola pikir yang sudah menyimpang. Kita bisa belajar dari kisah seorang perwira Kapernaum yang mendatangi Yesus.

Mari kita baca Matius 8:5-13. Di sana dikisahkan ketika Yesus memasuki Kapernaum, ada seorang perwira yang menjumpaiNya. Si perwira ternyata ingin minta tolong atas nama salah seorang pelayannya yang saat itu terbaring di rumah karena lumpuh. "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." (Matius 8:6). Mendengar hal itu, Yesus pun menjawab "Aku akan datang menyembuhkannya." (ayat 7).

Bayangkan jika kita ada di posisi sang perwira Kapernaum, apa reaksi kita? Mungkin kita akan berteriak kegirangan, menarik tangan Yesus untuk secepatnya mendatangi rumah kita, menumpang tangan atas si pelayan, mendoakannya langsung di tempat bahkan mungkin menahan Yesus di sana hingga mujizat terjadi. Tapi lihatlah apa reaksi perwira Kapernaum. Tetapi jawab perwira itu kepada Yesus : "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." (ayat 8).

Iman si perwira begitu luar biasa. Dia ternyata percaya bahwa Tuhan punya kuasa yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Mujizat bukan terjadi semata-mata akibat perjumpaan langsung, jamahan, tumpang tangan atau apapun yang dilakukan orang, namun semua itu adalah berasal dari Tuhan. Artinya, kapanpun, dimanapun, dengan cara apapun, mujizat itu bisa terjadi, karena sekali lagi, kuasa Tuhan berada di atas segalanya dan tidak terbatas oleh apapun.

Kembali pada kisah perwira Kapernaum, iman perwira itu membuat Yesus kagum. Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. (ayat 13).

Lewat sepatah kata, Yesus sanggup menyembuhkan orang yang sedang tergeletak jauh di sana. Sang Perwira percaya itu, dan itulah yang terjadi, sesuai apa yang ia percayai. Inilah bentuk iman yang mampu menyaksikan turunnya mujizat Tuhan. Iman mampu membuat perbedaan.

Penulis Ibrani menulis demikian: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1).
Dan Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29b).

Meski kita belum melihatnya, seperti halnya perwira Kapernaum yang saat itu masih jauh dari rumahnya dan belum mengetahui apakah hambanya sudah sembuh saat itu juga atau belum, namun imannya membuatnya yakin bahwa itu telah terjadi meski belum melihat langsung. Dalam ayat 13 tadi kita bisa membaca apa yang terjadi. Ya, hambanya memang sembuh saat itu juga!

Iman yang teguh akan membuat kita bisa menerima berkat dan mujizat Tuhan. Bukan atas kehebatan manusia, melainkan iman akan Kristus-lah yang menyelamatkan.

Ingatlah apa yang dikatakan Yesus: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:23-24).

Percaya dalam iman yang teguh, maka kita akan menerima. Kemudian ingatlah bahwa semua itu haruslah sesuai dengan kehendak-Nya, bukan kehendak kita. "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya." (1 Yohanes 5:14-15). Itu janji Tuhan dan kita tahu janji Tuhan itu "ya dan amin".

Belajar dari iman perwira Kapernaum hari ini, milikilah iman yang sungguh-sungguh, dan percayalah sepenuhnya pada Tuhan. Jangan menggantungkan diri kepada sosok manusia yang terbatas, tapi berpeganglah pada Tuhan yang punya kuasa di atas segalanya.

"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar