Senin, 23 Juli 2012

SEORANG GADIS KECIL DAN KOTAK EMAS

Di sebuah keluarga miskin, seorang ayah tampak kesal pada anak perempuannya
yang berusia tiga tahun. Anak perempuannya baru saja menghabiskan uang untuk
membeli kertas kado emas untuk membungkus sekotak kado.

Keesokan harinya, anak perempuan itu memberikan kado itu sebagai hadiah
ulang tahun pada sang ayah. "Ini untuk ayah," kata anak gadis itu.

Sang ayah tak jadi marah. Namun ketika ia membuka kotak dan mendapatkan
isinya kosong, meledaklah kemarahannya. "Tak tahukah kau, kalau kau
menghadiahi kado pada seseorang, kau harus memberi sebuah barang dalam kotak
ini!"

Anak perempuan kecil itu menatap ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Ia
berkata terisak-isak, "Oh ayah, sesungguhnya aku telah meletakkan sesuatu ke
dalam kotak itu."

"Apa yang kau letakkan ke dalam kotak ini? Bukankah kau lihat kotak ini
kosong?" bentak ayahnya.

"Oh ayah, sungguh aku telah meletakkan hampir ribuan ciuman untuk ayah ke
dalam kotak itu," bisik anak perempuan itu.

Sang ayah terperangah mendengar jawaban anak perempuan kecilnya. Ia lalu
memeluk erat-erat anak perempuannya dan meminta maaf.

Konon, orang-orang menceritakan bahwa, pria itu selalu meletakkan kotak kado
itu di pinggir tempat tidurnya sampai akhir hayat. Kapan pun ia mengalami
kekecewaan, marah atau beban yang berat, ia membayangkan ada ribuan ciuman
dalam kotak itu yang mengingatkan cinta anak perempuannya.

Pesan moral: Dan sesungguhnya kita telah menerima sebuah kotak emas penuh berisi cinta
tanpa pamrih dari orang tua, istri/suami, anak, pasangan, teman dan sahabat
kita. Tak ada yang lebih indah dan berharga dalam hidup ini selain cint

Jumat, 20 Juli 2012

JIKA TUHAN PUNYA TELEPON

Bayangkan bila kita pada saat berdoa kita mendengar jawaban ini :

"Terima kasih Anda telah menghubungi Rumah Bapa. Pilihlah salah satu:
...tekan 1 untuk meminta;
...tekan 2 untuk mengucap syukur;
...tekan 3 untuk mengeluh;
...tekan 4 untuk permintaan lainnya."

Atau, bagaimana jika Allah memohon maaf seperti ini :
"Saat ini semua malaikat sedang membantu yang lain.Tetaplah menunggu. Panggilan Anda akan dijawab sesuai urutannya."

Bisakah Anda bayangkan bila pada saat Anda berdoa, Anda mendapat respons seperti ini :
"Jika Anda mau bicara dengan Gabriel, tekan 1; dengan Mikhael, tekan 2; dengan malaikat lainnya, tekan 3."
"Jika Anda ingin mendengar nyanyian raja Daud saat menunggu, tekan 4."
"Untuk mengetahui apakah orang yang Anda kasihi akan dipanggil ke Rumah Bapa, masukkan nomor KTPnya."

Atau bisa juga Anda mendengar ini :
"Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelepon hari ini, silahkan mencoba kembali esok hari."
"Kantor ini ditutup pada hari Minggu, silahkan menelpon lagi pada hari Senin setelah pukul 9 pagi."

Namun, puji Tuhan, Allah mengasihi kita, Anda dapat menelponnya setiap saat! Anda hanya perlu memanggil sekali dan Dia mendengar Anda, karena Yesus, Anda tak akan pernah mendengar nada sibuk.Tuhan menerima panggilan dan tahu siapa pemanggilnya secara pribadi.

Ketika Anda memanggil, Tuhan menjawab; Anda menangis minta tolong dan Dia akan berkata : "Ini Aku" (Yesaya 58:9)

Ketika Anda memanggil, gunakan "Nomor Telepon Darurat" di bawah ini:
ü Saat berduka cita, tekan Yohanes 14
ü Ketika dikecewakan sesama, tekan Mazmur 27
ü Jika Anda ingin berbuah, tekan Yohanes 15
ü Ketika Anda berdosa, tekan Mazmur 51
ü Ketika Anda khawatir, tekan Matius 6:19-34
ü Ketika Anda dalam bahaya, tekan Mazmur 91
ü Ketik a Tuhan terasa jauh, tekan Mazmur 139
ü Ketika iman Anda perlu dikuatkan, tekan Ibrani 11
ü Ketika Anda merasa sendiri dan takut, tekan Mazmur 23
ü Ketika hidup Anda sedang dalam kepahitan, tekan 1 Korintus13
ü Untuk rahasia kebahagiaan Paulus,tekan Kolose 3:12-17
ü Untuk arti kekristenan, tekan 1 Korintus 5:15-19
ü Ketika Anda merasa kecewa dan ditinggalkan, tekan Roma 8:31-39
ü Ketika Anda menginginkan kedamaian dan ketenangan, tekan Matius 11:25-30
ü Ketika dunia terlihat lebih besar dari Tuhan, tekan Mazmur 90
ü Ketika Anda ingin jaminan kekristenan, tekan Roma 8:1-30
ü Ketika Anda berangkat kerja atau berpergian, tekan Mazmur 121
ü Untuk penemuan/kesempatan besar, tekan Yesaya 55
ü Ketika Anda membutuhkan keberanian untuk suatu tugas, tekan Yosua 1
ü Supaya Anda dapat bergaul dengan baik terhadap sesama, tekan Roma 12
ü Ketika Anda memikirkan kekayaaan, tekan Markus 10
ü Saat Anda mengalami depresi, tekan Mazmur 27
ü Jika Anda kesulitan keuangan, tekan Mazmur 37
ü Jika Anda kehilangan kepercayaan terhadap orang,tekan 1 Korintus 13
ü Jika orang di sekitar kita tampak berlaku tidak baik, tekan Yohanes 15
ü Jika Anda putus asa dengan pekerjaan, tekan Mazmur 126
ü Ketika Anda menemukan dunia mengecil dan Anda merasa besar, tekan Mazmur 19

Nomor-nomor tersebut dapat langsung dihubungi. Operator tidak diperlukan. Seluruh saluran ke Surga terbuka 24 jam sehari! Dan, yang penting, bagikan daftar telepon ini kepada orang-orang di sekeliling kita. Siapa tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya.

PELAYAN YANG SANGAT BAIK HATINYA

Beberapa tahun yang lalu, ketika turun hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

"Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar di sini ?" tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.

"Semua kamar kami telah penuh," pelayan berkata. "Tapi saya tidak dapat membiarkan pasangan yang baik seperti anda kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini."

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. "Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja," kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju.

Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda." Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat peduli ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut. Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

"Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola".

"Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda.

"Saya jamin, saya tidak bergurau," kata laki-laki tua itu dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.

Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

Saudaraku yang terkasih, walaupun si pelayan itu memiliki status sosial yang rendah, namun karena ia murah hati dan suka menolong, maka ia menuai buah kebajikan yang telah diperagakannya. Karena ia mau merendahkan hati, maka Tuhan sanggup untuk meninggikannya. Bukan hanya ditujukan kepada seorang ”pelayan”, jika Anda seorang Bos besar sekalipun, namun jika Anda memiliki kerendahan hati dan sikap suka menolong, maka Anda akan ditinggikan oleh Tuhan.

Tuhan Yesus berkata:
"Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan. Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan daripada dia yang mengutusnya. Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kam, jika kamu melakukannya." (Yohanes 13:13-17)

"Tetapi kamu tidaklah demikian, melainkan yang terbesar di antara kamu hendaklah menjadi sebagai yang paling muda dan pemimpin sebagai pelayan." (Lukas 22:26)

JENDELA HATI

"Mengapa engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui?" (Lukas 6:41)

Sepasang orang muda yang baru menikah menempati sebuah rumah di sebuah kompleks perumahan..
Suatu pagi, sewaktu sarapan, sang istri melalui jendela kaca mereka, melihat tetangganya sedang menjemur kain. "Cuciannya kelihatan kurang bersih ya", kata sang istri. "Sepertinya dia tidak tahu cara mencuci pakaian dengan benar.. Mungkin dia perlu sabun cuci yang lebih bagus." Suaminya menoleh, tetapi hanya diam dan tidak memberi komentar apapun..

Sejak hari itu, setiap wanita tetangganya menjemur pakaian, selalu saja sang istri memberikan komentar yang sama tentang kurang bersihnya si tetangga mencuci pakaian-pakaiannya. Seminggu berlalu, sang istri heran melihat pakaian-pakaian yang dijemur tetangganya terlihat cemerlang dan bersih, dan dia berseru kepada suaminya, "Lihat, sepertinya dia telah belajar bagaimana mencuci dengan benar.. Siapa ya kira-kira yang sudah mengajarinya?"

Sang suami berkata, "Saya bangun pagi-pagi sekali hari ini dan membersihkan jendela kaca kita.".

Dan begitulah kehidupan. Apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran (jendela hati) lewat mana kita memandangnya..

Semoga kita bisa lebih arif dan bijak dalam menilai seseorang...

Brankas Rusak

Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam. (Amsal 10:14)

Ada cerita tentang sebuah perusahaan keluarga yang mengalami masalah, brankas mereka terbakar rusak sangat parah dan tidak bisa dibuka. Masalah ini sangat besar, karena semua dokumen penting serta berharga, emas lantak dan seluruh uang mereka ada di dalam brankas itu. Total bernilai triliunan rupiah.

Mereka memanggil agen brankas yang ada di Jakarta, sudah seminggu agen ini bekerja dan sudah menelan biaya puluhan juta, tapi sayang karena kerusakan yang sangat parah, brankas tidak bisa dibuka. Agen brankas di Jakarta mengusulkan untuk memanggil langsung ahli pembuka brankas dari kantor pusat mereka di Eropa. Usul ini disetujui. Mereka memanggil ahli brankas dari Eropa, sudah seminggu ahli-ahli ini bekerja dan sudah menelan biaya ratusan juta, tapi karena kerusakan yang sangat parah, brankas tetap tidak bisa dibuka. Karena kebutuhan akan isi brankas makin mendesak. Mereka memanggil perusahaan alat-alat berat untuk membongkar paksa saja brankas itu. Alat-alat berat pun berdatangan, sudah seminggu bekerja dan sudah menelan biaya yang lebih besar lagi, tapi karena kerusakan yang sangat parah, brankas tetap tidak bisa dibuka. Kemudian mereka memanggil team ahli peledak untuk meledakan saja brankas itu. Team ahli peledak lengkap dengan berbagai jenis peledakpun datang. Sudah seminggu bekerja, tiap jam penuh ledakan, sudah membakar sebagian kantor dan menelan biaya yang sangat amat besar, tapi karena kerusakan yang sangat parah, brankas ternyata tetap tidak bisa dibuka.

Perusahaan keluarga ini putus asa, namun ada seorang konglomerat mereferensikan seseorang kepada keluarga ini, "Pakai dia saja, saya dulu pakai dia dan beres masalahnya". Lalu mereka mencoba memanggil orang yang direferensikan itu. Seorang laki-laki tua dan seorang anak muda sederhana datang dengan mengendarai sepeda motor tua. Mereka bertanya kepada sang bapak, "Pak berapa biaya membuka brankas ini?" Bapak tua itu menjawab, "Tidak perlu dibayar jika brankas ini tidak bisa kami buka. Tapi jika bisa terbuka, maka ongkosnya Rp.20 juta." Orang-orang di perusahaan ini berdiskusi di internal mereka, "Murah sekali ya, jauh lebih murah dibanding sebelumnya. Tapi apa mereka mampu? Kita coba sajalah dulu, toh kalau tidak bisa dibuka kita tidak perlu membayar." Merekapun akhirnya mempersilakan bapak tua dan anak muda ini bekerja. Kedua orang ini membuka tas mereka, sebentar mereka meneliti brankas itu, di tempelkan telinga mereka di brankas, diputar-putar pembuka brankas dan TERBUKA ! Brankas terbuka dalam waktu kurang dari 15 menit !

Pimpinan Perusahaan terkejut dan gembira melihat brankasnya terbuka, mereka berdiskusi internal, antara lain :
"Wah sebentar sekali ya, gampang sekali ternyata".
"Wah, 20 juta kemahalan tuh".
"Iya, orangnya juga sederhana cuma pakai motor, ditawar aja setengah..."

Mereka pun sepakat untuk menawar, "Wah Pak, cepat sekali, gampang sekali ya...? 5 juta saja ya Pak, kan gampang sekali..?"

Bapak tua ini menjawab dengan sopan, "Tidak bisa Pak, tetap 20 juta sesuai perjanjian."
"Kan gampang Pak, 10 juta saja ya..?" Mereka terus menerus menawar dengan mengatakan bahwa pekerjaan itu gampang dan biaya 20 juta terlalu tinggi.
Bapak tua itu tetap tidak berubah prinsip, tetap menagih ongkos sebesar 20juta.

Karena sudah 1 jam orang-orang di perusahaan itu mengulur waktu dan terus menawar dengan mengatakan bahwa pekerjaan itu gampang dan biaya 20 juta terlalu tinggi, maka kesal-lah bapak tua dan anak muda itu. Lalu mereka berjalan ke arah pintu brankas dan BAM! Pintu brankas mereka banting dan TERKUNCI LAGI, sambil tersenyum kecut akhirnya merekapun berjalan keluar dan pergi dengan motor tua dan meninggalkan orang-orang di perusahaan itu yang melongo kaget.

Rekan-rekan, kejadian seperti ini sering kali terjadi dalam bisnis kita, kita sering tidak mampu menghargai keahlian orang yang benar-benar ahli dan menjadi solusi bagi masalah strategis kita. Semoga cerita ini bermanfaat dan menjadikan kita bijaksana.

TUHAN ADALAH HAKIM KITA

“Celakahlah orang-orang yang merancang kedurjanaan..” (Mikha 2:1a)

Banyak orang termasuk orang Kristen melakukan kejahatan terhadap sesamanya dalam segala bentuk. Mereka pikir Allah tidak akan melihat perbuatan mereka: atau perbuatan jahat dan kejam mereka ditutup dengan perbuatan sosial lainnya dengan motivasi tertentu. Dikiranya Allah dapat di-suap dengan melakukan sebagian kebaikan untuk menutup perbuatan keji lainnya.

Banyak umat Allah masih dalam tahap pemrosesan dan hidup dalam tekanan ekonomi. Bila terjepit, mereka lari mencari pertolongan kepada sesamanya karena terpaksa. Mereka memberikan tanah atau barang lainnya sebagai jaminan memperoleh sekadar uang penutup kebutuhan yang amat mendesak. Tentu pemberian pinjaman pemilik uang ini menuntut batas waktu. Bila batas waktu pengembalian sudah tiba dan orang itu tidak dapat mengembalikan uang yang dipinjamnya, maka dengan keji tanpa belas kasihan barang jaminan tsb diambilnya. Tidak jarang rumah dan tanah mereka hilang akibat tidak dapat memenuhi pembayaran hutangnya itu. Bukan saja sekedar itu; mereka memberi pinjaman uang dengan menjerat leher dengan membebankan bunga yang tinggi.

Apakah mata Tuhan tidak melihatnya? Bukankah orang Kristen masih banyak yang membungakan uang?

Alkitab berkata: “Celakahlah orang-orang yang merancang kedurjanaan dan yang merencanakan ke-jahatan di tempat tidurnya; yang melakukannya di waktu fajar, sebab hal itu ada dalam kekuasaannya; …” (Mikha 2:1)

Tuhan berfirman: “Sesungguhnya, Aku merancang malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari padanya; kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu adalah waktu yang mencelakakan.” (Mikha 2:3)

Memang mereka belum tahu kapan musim “panen” tiba bagi mereka untuk menuai hasil kejahatannya. Bila mereka tidak sempat menuai, maka anak cucu mereka yang akan menuainya. Hal ini pasti terjadi!

*Kejahatan tidak dihakimi dengan apa yang kita lihat, tetapi dengan apa yang dilihat Tuhan!*




Source : Linda Lesmana



I B U

Pada Saat Tuhan Menciptakan Para Ibu Ketika itu, Tuhan telah bekerja enam hari lamanya.
Kini giliran diciptakan para ibu.

Seorang malaikat menghampiri Tuhan dan berkata lembut: "Tuhan, banyak nian waktu yg Tuhan habiskan untuk menciptakan ibu ini?"

Dan Tuhan menjawab pelan: "Tidakkah kau lihat perincian yang harus dikerjakan?

01) Ibu ini harus waterproof (tahan air / cuci) tapi bukan dari plastik.

02) Harus terdiri dari 180 bagian yang lentur, lemas dan tidak cepat capai

03) Ia harus bisa hidup dari sedikit teh kental dan makanan seadanya untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya

04) Memiliki kuping yang lebar untuk menampung keluhan anak-anaknya.

05) Memiliki ciuman yang dapat menyembuhkan dan menyejukan hati anaknya.

06) Lidah yang manis untuk merekatkan hati yang patah, dan

07) Enam pasang tangan!! ---

Malaikat itu menggeleng-gelengkan kepalanya "Enam pasang tangan....? tsk tsk tsk" --- "Tentu saja! Bukan tangan yang merepotkan Saya, melainkan tangan yang melayani sana sini, mengatur segalanya menjadi lebih baik...." balas Tuhan.

08) Juga tiga pasang mata yang harus dimiliki seorang ibu.

"Bagaimana modelnya?" Malaikat semakin heran.

Tuhan mengangguk- angguk. "Sepasang mata yang dapat menembus pintu yang tertutup rapat dan bertanya: "Apa yang sedang kau lakukan di dalam situ?", padahal sepasang mata itu sudah mengetahui jawabannya. "Sepasang mata kedua sebaiknya diletakkan di belakang kepalanya, sehingga ia bisa melihat ke belakang tanpa menoleh. Artinya, ia dapat melihat apa yang sebenarnya tak boleh ia lihat dan sepasang mata ketiga untuk menatap lembut seorang anak yang mengakui kekeliruannya. Mata itu harus bisa bicara! Mata itu harus berkata: "Saya mengerti dan saya sayang padamu". Meskipun tidak diucapkan sepatah kata pun.

"Tuhan", kata malaikat itu lagi, "Istirahatlah"

"Saya tidak dapat, Saya sudah hampir selesai"

09) Ia harus bisa menyembuhkan diri sendiri kalau ia sakit.

10) Ia harus bisa memberi makan 6 orang dengan satu setengah ons daging.

11) Ia juga harus menyuruh anak umur 9 tahun mandi pada saat anak itu tidak ingin mandi....

Akhirnya Malaikat membalik balikkan contoh Ibu dengan perlahan.
"Terlalu lunak", katanya memberi komentar.
"Tapi kuat", kata Tuhan bersemangat.
"Tak akan kau bayangkan betapa banyaknya yang bisa ia tanggung,pikul dan derita.
"Apakah ia dapat berpikir?" tanya malaikat lagi.
"Ia bukan saja dapat berpikir, tapi ia juga dapat memberi gagasan, ide dan berkompromi", kata Sang Pencipta.
Akhirnya Malaikat menyentuh sesuatu dipipi. "Eh, ada kebocoran disini"
"Itu bukan kebocoran", kata Tuhan. "Itu adalah air mata.... air mata kesenangan, air mata kesedihan, air mata kekecewaan, air mata kesakitan, air mata kesepian, air mata kebanggaan, airmata...., airmata...."

Kamis, 19 Juli 2012

PEGOLF YANG MURAH HATI

Suatu ketika Roberto De Vincenzo, seorang pemain golf Argentina yang terkenal itu memenangkan sebuah turnamen golf profesional yang berhadiah uang dalam jumlah besar. Setelah menerima hadiahnya dan penuh senyum di depan kamera para wartawan ia bergegas berjalan menuju club house dan bersiap-siap untuk pulang.

Saat berjalan menuju mobilnya, ia dihampiri oleh seorang wanita sambil memberikan salam ucapan selamat kepadanya atas kemenangan yang ia raih seraya mengatakan kepadanya bahwa bayinya tengah mengalami sakit keras dan kondisinya sekarat, "Saya tak tahu harus bagaimana, karena sama sekali tak punya biaya untuk berobat ke dokter," kata wanita itu dengan wajah memelas.

Vincenzo sangat tersentuh melihat wanita malang itu dan segera mengeluarkan cek dan pena untuk menuliskan selembar cek dengan nilai yang tidak sedikit untuk diberikan kepada wanita itu.

"Segera bawa anakmu berobat ke rumah sakit, kalau perlu opname dan pastikan dia benar-benar sembuh" kata Vincenzo dengan penuh simpatik.

Wanita itu memegang erat tangan Vincenzo dan beberapa kali membungkuk penuh rasa terimakasih sebelum pergi meninggalkan pegolf yang murah hati itu.

Minggu berikutnya dalam suatu acara makan siang di sebuah country club, rekan Vincenso yang juga seorang pejabat asosiasi golf professional mendatangi mejanya dan duduk bersamanya, kemudian bertanya, "Vincenzo, minggu lalu anda memberikan cek kepada seorang wanita?"

Vincenzo mengangguk sambil meneguk juice apelnya.

"Seorang tukang parkir yang melihat anda memberikan cek kepada wanita itu mengatakan pada saya bahwa wanita itu telah menipumu kawan. Anaknya tidak sedang sakit apalagi sekarat" kata orang itu menjelaskan.

Kali ini Vincenzo tediam sejenak dan bertanya serius, "Sungguh? Tidak ada anak yang sekarat?"

"Benar!" tegasnya.

"Syukurlah kalau begitu. Saya rasa itu adalah berita terbaik yang saya dengar dalam minggu ini," jawab Vincenzo.

Saudaraku yang terkasih, berbuat baik kepada sesama tanpa memperhitungkan balas jasa ataupun ucapan terima kasih adalah salah satu aspek dari kemurahan hati. Murah hati (bahasa Yunani: eleemon) adalah salah satu karakter Bapa. Dia berbuat baik kepada orang yang tidak tahu berterima kasih, bahkan juga kepada yang jahat (Matius 5:45). Tuhan ingin kita, para pengikut-Nya, mempunyai kualitas hidup “lebih” dari yang biasa, kalau kita hanya berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kita, apakah istimewanya?



(Sumber: Cuplikan buku Inspirasi Kehidupan 3 / Pdt Yahya Mulyono)