Senin, 23 Mei 2016

Tangan Hampa

Bacaan: Imamat 23:16-22

NATS: Janganlah ia menghadap hadirat Tuhan dengan tangan hampa (Ulangan 16:16)

Saat bulir gandum hijau mulai terbentuk di setiap batang gandum yangbersemi di Israel, para pekerja mengikat tangkai yang bertunas itu untuk memisahkannya dari tangkai gandum yang masih muda. Saat tangkai yang ditandai dengan ikatan tadi dituai, gandum itu harus dipersembahkan di bait yang berada di Yerusalem, sebab Allah telah memerintahkan jika bangsa Israel datang kepada-Nya di hari raya, "Janganlah ia menghadap hadirat Tuhan dengan tangan hampa" (Ulangan 16:16).

Di kalender Yahudi, hari ini adalah Hari Raya Hulu Hasil. Meski kebanyakan orang kristiani tak merayakannya, hari libur Yahudi ini menjadi pengingat yang baik agar kita berintrospeksi: "Apa yang kumiliki untuk kupersembahkan kepada Tuhan?" Mungkin kita jadi mudah resah saat memikirkan apa yang bisa dilakukan demi menyenangkan hati-Nya agar kita tak datang dengan tangan hampa. Sebagian kita terlalu sibuk melakukan hal-hal demi menyenangkan Tuhan, sampai kita lupa menyaksikan yang telah Kristus genapi.

Paulus merujuk Mesias yang bangkit sebagai "yang sulung" (1Korintus 15:20). Artinya, Yesus mendahului kita dan berdiri di hadapan Allah demi memenuhi persembahan yang dituntut dari kita.

Orang-orang percaya juga disebut sebagai anak sulung. "Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya" (Yakobus 1:18).

Karena Yesus adalah "yang sulung", kita sungguh berharga dan tak akan pernah menghadap pada-Nya dengan tangan hampa

Pertama, aku datang kepada Allah dalam penyembahan,
Lalu aku hendak mempersembahkan pelayanan;
Aku tak akan datang dengan tangan hampa
Saat aku menghadap Kristus Sang Raja.

TATKALA ANDA MENYERAHKAN DIRI KEPADA ALLAH
SEMUA PEMBERIAN YANG LAIN MENJADI WAJAR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar