Jumat, 20 Juli 2012

Brankas Rusak

Orang bijak menyimpan pengetahuan, tetapi mulut orang bodoh adalah kebinasaan yang mengancam. (Amsal 10:14)

Ada cerita tentang sebuah perusahaan keluarga yang mengalami masalah, brankas mereka terbakar rusak sangat parah dan tidak bisa dibuka. Masalah ini sangat besar, karena semua dokumen penting serta berharga, emas lantak dan seluruh uang mereka ada di dalam brankas itu. Total bernilai triliunan rupiah.

Mereka memanggil agen brankas yang ada di Jakarta, sudah seminggu agen ini bekerja dan sudah menelan biaya puluhan juta, tapi sayang karena kerusakan yang sangat parah, brankas tidak bisa dibuka. Agen brankas di Jakarta mengusulkan untuk memanggil langsung ahli pembuka brankas dari kantor pusat mereka di Eropa. Usul ini disetujui. Mereka memanggil ahli brankas dari Eropa, sudah seminggu ahli-ahli ini bekerja dan sudah menelan biaya ratusan juta, tapi karena kerusakan yang sangat parah, brankas tetap tidak bisa dibuka. Karena kebutuhan akan isi brankas makin mendesak. Mereka memanggil perusahaan alat-alat berat untuk membongkar paksa saja brankas itu. Alat-alat berat pun berdatangan, sudah seminggu bekerja dan sudah menelan biaya yang lebih besar lagi, tapi karena kerusakan yang sangat parah, brankas tetap tidak bisa dibuka. Kemudian mereka memanggil team ahli peledak untuk meledakan saja brankas itu. Team ahli peledak lengkap dengan berbagai jenis peledakpun datang. Sudah seminggu bekerja, tiap jam penuh ledakan, sudah membakar sebagian kantor dan menelan biaya yang sangat amat besar, tapi karena kerusakan yang sangat parah, brankas ternyata tetap tidak bisa dibuka.

Perusahaan keluarga ini putus asa, namun ada seorang konglomerat mereferensikan seseorang kepada keluarga ini, "Pakai dia saja, saya dulu pakai dia dan beres masalahnya". Lalu mereka mencoba memanggil orang yang direferensikan itu. Seorang laki-laki tua dan seorang anak muda sederhana datang dengan mengendarai sepeda motor tua. Mereka bertanya kepada sang bapak, "Pak berapa biaya membuka brankas ini?" Bapak tua itu menjawab, "Tidak perlu dibayar jika brankas ini tidak bisa kami buka. Tapi jika bisa terbuka, maka ongkosnya Rp.20 juta." Orang-orang di perusahaan ini berdiskusi di internal mereka, "Murah sekali ya, jauh lebih murah dibanding sebelumnya. Tapi apa mereka mampu? Kita coba sajalah dulu, toh kalau tidak bisa dibuka kita tidak perlu membayar." Merekapun akhirnya mempersilakan bapak tua dan anak muda ini bekerja. Kedua orang ini membuka tas mereka, sebentar mereka meneliti brankas itu, di tempelkan telinga mereka di brankas, diputar-putar pembuka brankas dan TERBUKA ! Brankas terbuka dalam waktu kurang dari 15 menit !

Pimpinan Perusahaan terkejut dan gembira melihat brankasnya terbuka, mereka berdiskusi internal, antara lain :
"Wah sebentar sekali ya, gampang sekali ternyata".
"Wah, 20 juta kemahalan tuh".
"Iya, orangnya juga sederhana cuma pakai motor, ditawar aja setengah..."

Mereka pun sepakat untuk menawar, "Wah Pak, cepat sekali, gampang sekali ya...? 5 juta saja ya Pak, kan gampang sekali..?"

Bapak tua ini menjawab dengan sopan, "Tidak bisa Pak, tetap 20 juta sesuai perjanjian."
"Kan gampang Pak, 10 juta saja ya..?" Mereka terus menerus menawar dengan mengatakan bahwa pekerjaan itu gampang dan biaya 20 juta terlalu tinggi.
Bapak tua itu tetap tidak berubah prinsip, tetap menagih ongkos sebesar 20juta.

Karena sudah 1 jam orang-orang di perusahaan itu mengulur waktu dan terus menawar dengan mengatakan bahwa pekerjaan itu gampang dan biaya 20 juta terlalu tinggi, maka kesal-lah bapak tua dan anak muda itu. Lalu mereka berjalan ke arah pintu brankas dan BAM! Pintu brankas mereka banting dan TERKUNCI LAGI, sambil tersenyum kecut akhirnya merekapun berjalan keluar dan pergi dengan motor tua dan meninggalkan orang-orang di perusahaan itu yang melongo kaget.

Rekan-rekan, kejadian seperti ini sering kali terjadi dalam bisnis kita, kita sering tidak mampu menghargai keahlian orang yang benar-benar ahli dan menjadi solusi bagi masalah strategis kita. Semoga cerita ini bermanfaat dan menjadikan kita bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar