Rabu, 11 Mei 2011

Kisah Putra Pendiri HAMAS : Mosab Hassan Yousef

 
Sejenak sebelum makan malam, Mosab, anak dari ketua Hamas di Tepi Barat yakni Sheikh Hassan Yousef, memandang pada temannya yang menemaninya makan di restoran tempat mereka bertemu. Mereka membisikkan beberapa patah kata dan lalu mengucapkan doa syukur, berterima kasih pada Tuhan  Yesus karena telah menyediakan makanan di piring2 mereka.


Butuh beberapa detik untuk mencerna pemandangan ini: anak dari ketua Hamas yang merupakan tokoh terkenal dari organisasi Islam ekstrimis : HAMAS, seorang pemuda yang membantu bapaknya selama bertahun-tahun dalam aktivitas politiknya, sekarang malah murtad dan jadi Kristen. “Sekarang aku bernama Joseph,” katanya dengan bangga.
Mosab tahu bahwa dia tidak punya banyak harapan kembali ke tanah suci di dalam hidupnya sekarang.
“Aku tahu kok aku membahayakan nyawaku dan bahkan kemungkinan besar aku kehilangan ayahku, tapi aku berharap dia akan mengerti hal ini dan Tuhan akan memberi dirinya dan keluargaku kesabaran dan kemauan untuk membuka mata mereka pada Yesus dan Kristen. Mungkin suatu hari nanti aku bisa kembali ke Palestina dan juga ke Ramallah bersama Yesus, di Kerajaan Tuhan.”
Dia juga tidak menutupi rasa cintanya pada Israel, atau kebenciannya akan semua hal yang mewakili lingkungan di mana dia dibesarkan: negaranya, agamanya, organisasinya.
”Kirim salam ya kepada Israel, aku rindu padanya. Aku menghormati Israel dan mengagumi negara itu,” katanya.
”Kalian para Yahudi harus waspada: Kalian tidak akan, tidak akan pernah bisa berdamai dengan Hamas. Islam, ideologi yang mereka anut itu, tidak memperbolehkan mereka mengalami perdamaian dengan kaum Yahudi. Mereka percaya pada hadis yang mengatakan Nabi Muhammad berperang melawan Yahudi sehingga mereka pun harus melanjutkan peperangan itu sampai mati.”
Apakah ini sebabnya para Muslim melakukan serangan bunuh diri?
”Lebih dari sekedar itu sih. Seluruh masyarakat memuliakan kematian dan teroris bunuh diri. Di dalam budaya Palestina, teroris bunuh diri jadi pahlawan syahid. Para Sheikh mengajarkan pada murid2nya tentang ‘kepahlawanan dalam syahid’.”
Meskipun banyak kritik datang dari tempat asalnya, California yang sekarang jadi tempat tinggalnya, tidak dapat menghilangkan kerinduan hatinya.
”Aku rindu Ramallah,” katanya. “Orang2 yang berpikiran terbuka … Aku terutama merindukan ibuku, saudara2 laki dan perempuanku, tapi aku tahu bahwa akan sulit sekali bagiku kembali ke Ramallah saat ini.”


Menikmati kehidupan barunya di California, USA, Yousef junior sadar betul akan dampak wawancaranya ini. Bukan hanya ia akan menyinggung perasaaan keluarganya, ia kini ragu bisa pulang kembali ke Ramallah. “Saya tahu saya me,pertaruhkan nyawa saya dan jelas akan kehilangan ayah saya. Tapi saya harap ia akan mengerti ini dan Tuhan akan memberikan dirinya dan seluruh keluarga saya kesabaran dan keinginan utk membuka mata mereka bagi Yesus dan agama Kristen.”
Ini latar belakangnya :
Mosab-Joseph: Saat SMA saya belajar syariah. Th 1996, ketika saya berusia 18, saya ditangkap tentara Israel karena saya kepala Masy Islam di SMA saya. Inilah titik mulanya proses penyadaran saya.
“Sebelumnya saya hanya mengenal Hamas lewat ayah saya. Tadnya saya mengagumi Hamas, karena saya mengagumi ayah saya. Tapi setelah 16 bulan dlm penjara, saya menyadari wajah Hamas sebenarnya. Hamas adalah organisasi negatif. Sebuah organisasi yg buruk secara fundamental. Dlm penjara Megiddo saya tiba2 menyadari apa sebenarnya Hamas. Pemimpin2 mereka di penjara (Israel) mendapatkan keadaan (makanan) yg jauh lebih baik (daripada tahanan2 Israel di penjara2 Hamas), belum lagi ijin kunjungan keluarga mereka dan fasilitas mandi. Sementara orang2 Hamas tidak punya moral, tidak punya integrity. Tetapi mereka tidak sebodoh Fatah, yg mencuri disiang bolong didepan umum. Hamas mencuri dgn cara diam2 sambil bersikap sok suci. Cepat atau lambat uang hasil korupsi ini akan mengangkangi bangsa Palestina sendiri !
“Tidak seorangpun yg tahu benar seluk beluk cara kerja Hamas. Contoh, saya ingat betul bgm keluarga Saleh Talahmeh, anggota tangan militer Hamas, yg dibunuh Israel, terpaksa menggembel minta bantuan teman2nya karena mereka tidak ditinggalkan uang sepeserpun. Pemimpin2 Hamas tidak peduli dgn mereka ataupun dgn keluarga2 martir2/syuhada2 lainnya, semetnara para anggota senior sering berfoya2 diluar negeri, menghabiskan puluhan ribu dollar per bulan hanya untuk membiayai bodyguard saja !”
Setelah saya keluar dari penjara (Israel), saya kehilangan kepercayaan kpd mereka yg mewakili Islam.” 
Putera Tokoh Hamas Murtad: Aku telah Meninggalkan Masyarakat yang Memuliakan Teror

 Source :
http://thereligions.wordpress.com/kesaksian-murtadin/mossab-hassan-yousef/

1 komentar:

  1. Kenapa takut pulang?bukankah sdh di janjikan sorga oleh tuhanmu yg baru?terbukti ayat Al-qur'an benar yg menerangkan org kafir,bahwasannya mereka org kafir memahami jaminan mereka surga,lalu Allah menyuruh kita menanyakan,jika kalian yakin surga di jamin buat kalian maka inginilah kematian secepat mungkin jika engkau org yg benar,nyatanya saya yakin mereka tidak ingin cepat mati,terbukti,pulang ke tanah asalnya aja takut,ya takut mati!

    BalasHapus