Selasa, 03 Mei 2011

Akhirnya Aku Melihat Sorga



Pada tahun 1998 Tuhan pernah berjanji padaku untuk mengundangku ke Sorga. Janji Tuhan kudapat pada saat aku bermimpi, aku dapat memenuhi perintah-Nya untuk bertemu dengan-Nya di sebuah bukit yang amat tinggi. Pada tahun 2000 tepatnya bulan Juni, aku mendapat mimpi bahwa Tuhan mengundangku untuk datang ke Sorga. Kami pergi bersama dengan orang lain total dari kami semuanya 8 orang, termasuk aku, anakku yang bungsu dan temanku sepelayanan namanya Ibu Esther. Kami berjalan sedemikian jauhnya, sepertinya kami berjalan lewat, lembah, naik turun gunung, bukit, sehingga hampir semua jalan sudah kami lewati, sehingga akhirnya kami berjalan diatas bukit dan sudah tidak ada jalan lain lagi yang harus kami lewati. Hal ini gambarannya sama persis pada waktu Tuhan menggandengku untuk menunjukan jalan menuju ke rumah-Nya 2 tahun yang lalu dan aku menemui-Nya di bukit yang tinggi. Jadi akulah yang menjadi petunjuk jalan ibaratnya pemimpin dari rombongan kecil tersebut.
Diujung jalan tersebut, tiba-tiba aku melihat kereta, kereta ini ukurannya sama dengan kereta-kereta yang dimiliki oleh para raja-raja didunia, tetapi bentuk nya sangat berbeda dan kereta ini kelihatannya seperti sudah berumur ribuan tahun. Setelah aku menyuruh semua orang masuk barulah aku yang terakhir masuk, begitu aku masuk anehnya kereta tersebut seperti mengunci dengan sendirinya. Dan kereta tersebut langsung jalan sepertinya kereta itu tahu kemana tujuan kami, padahal tidak ada yang mengemudinya, dan rodanya juga tidak terlihat karena tertutup oleh awan.
Setelah beberapa saat kemudian, kereta itu berhenti disebuah pintu gerbang yang sangat besar, pintunya juga terbuat dari baja yang sepertinya juga berumur ribuan tahun. Setelah kami semua sudah turun dari kereta tiba-tiba kereta itu lenyap dengan sendirinya. Bentuk pintu gerbang itu seperti bulatan telur tetapi 80% nya dibagian bawah itu rata. Tiba tiba pintu terbuka secara otomatis dengan caranya terbuka berlipat-lipat kekanan dan kekiri seperti kalau kita menutup kipas tangan. Setelah kami masuk, secara otomatis pula pintu itu tertutup kembali. Jadi menurut kami pintu itu hanya terbuka bagi orang-orang yang diundang masuk. Begitu kami masuk ternyata kami di sebuah taman yang sangat indah sekali... nggak bisa aku gambarkan dengan kata-kata, bagaimana keindahan taman tersebut. Bunga-bunga begitu harum baunya dan sangat indah berbagai macam dan warna bunga bunga ditaman tersebut dengan udaranya yang sejuk. Kami bagaikan orang udik yang datang ditaman istana yang indah... kami sangat mengaggumi keindahan setiap bunga yang kami lihat. Sehingga kami berjalan sambil berceloteh penuh kekaguman.. sehingga tidak terasa kami sampai di sebuah pohon yang sangat dan amat besar. Kami benar-benar terpesona melihat pohon yang begitu besar... saking asyiknya kita terpesona dengan bunga dan pohon, kami tidak menyadari bahwa ada 3 orang Malaikat yang sudah berada disitu. Ketiga Malaikat itu tersenyum melihat kelakuan kami. Setelah kami sadar pesona dan tahu bahwa ada 3 Malaikat yang memperhatikan kami, terus kami ajak semua rombongan untuk bernyanyi. Pada waktu itu kami nyanyikan pujian : Kami memuji Kebesaran-Mu, Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan, Kami Memuji kebesaran-Mu , Ajaib Tuhan, Ajaib Tuhan. Ketiga malaikat itu sangat gembira mendengar pujian dari kami. Bentuk dari ketiga Malaikat itu sangat besar sekali. Sepertinya 5 kali tingginya dari manusia. Kulitnya sangat putih, licin dan sangat halus, pakaiannya sangat mengkilat, pakaiannya dari satin yang halus, kutungan tanpa lengan. Sehingga terlihat kulit lengannya yang halus mengkilat. Rambutnya melingkar lingkar warna keperak-perakan, sepanjang telinga rambutnya, wajahnya cantik sekali, tetapi badannya sangat kekar seperti atlit. Kami tidak bisa menebak apakah mereka laki-laki atau perempuan. Tetapi mereka bukan seperti banci.
Salah satu dari Malaikat itu yang berada ditengah-tengah berkata padaku... Pergilah anak-Ku, Allah Bapa sedang menunggumu, sambil jarinya menunjuk ke kanannya. Aku mengikuti arah jarinya kemana Dia tunjuk setelah itu, kami melihat ada sebuah Kerajaan yang sangat besar dan sangat indah ... kami melihat pintu dari kerajaan tersebut sangat besar, bentuknya seperti kebanyakan pintu-pintu rumah yang ada di Israel. Ujungnya ada lancipnya, terdiri dari emas murni saking murninya emas itu sampai terlihat sinarnya berkilau. Bangunan temboknya seperti penuh dengan batu permata. Pada saat kami mulai melangkah terdengar pujian-pujian yang sangat indah.... kami juga mendengar pujian dari bumi yang tembus ke Sorga yang dinyanyikan sekelompok orang, ada juga sekelompok kecil juga sampai yang dinyanyi oleh seseorang (pengertian kami waktu itu tentunya pujian yang dinyanyikan dengan urapan dan penyembahan total). Pada waktu aku berjalan beberapa langkah untuk menuju ke Kerajaan Allah Bapa, (Aku berjalan yang paling belakang dari rombongan) tiba-tiba aku teringat mengapa hanya seorang anakku yang terbawa, aku teringat juga mengapa saudaraku tidak terbawa, mengapa pula teman-temanku tidak juga terbawa... juga hanya seorang yang terbawa, terus aku katakan pada temanku Ibu Esther untuk jalan terus untuk memimpin rombongan masuk ke Kerajaan Allah Bapa. Aku terus membalikan badan , ternyata ke tiga Malaikat masih tetap berdiri ditempat semula dan memperhatikan kami. Aku menghampiri ketiga Malaikat dan berkata pada Malaikat yang ditengah yang menjadi pimpinan itu....
Boleh nggak aku pulang untuk menjemput anak ku yang lain nya , Malaikat itu menjawab katanya boleh... Aku bertanya lagi, bolehkah aku juga membawa saudaraku? Malaikat juga menjawab boleh... dan yang terakhir aku bertanya bolehkan aku datang lagi membawa teman-temanku? Malaikat berkata : bawalah sebanyak-banyak orang yang mau ketemu Allah Bapa. Pada Saat itu aku belum mau pergi dan Malaikat sepertinya tahu apa yang aku pikirkan. Dia berkata pergilah anak-Ku kamu sudah tahu jalan kemari, kamu boleh datang kapan pun kamu siap untuk datang. Tetapi aku masih belum mau beranjak, sepertinya Malaikat tahu apa yang aku pikirkan lagi. Akhirnya Malaikat yang ditengah tiba-tiba membawa sebuah buku besar sekali dan tebal, disitu seperti buku mencatat apa saja yang aku perbuat. Buku itu seperti dari kertas yang mirip satin halus setiap lembarnya, sampulnya berkilau keemas-emasan, dan Malaikat itu menunjukan bahwa namaku tertera di buku itu ... ternyata nama ku yang ditulis adalah nama panggilanku yaitu Linda dengan tinta yang sepertinya juga dari emas. Setelah melihat sebuah kepastian bahwa namaku sudah tertera dibuku itu, baru aku mau beranjak pergi.
Begitu aku bangun pada waktu jam menunjukan hampir jam 5 pagi. Aku masih merasakan betapa damainya hidup disana, dan juga masih merasakan wanginya bunga di Sorga dan keindahan Kerajaan Allah diSorga. Kesimpulan nya :
  • Jangan ada rasa ketakut-an kalau kita hidup benar didalam mengikuti Tuhan, karena kita tahu kemana kita berada saat achir hidup kita.
  • Berjaga jaga sampai achir hidup kita , supaya jangan sampai nama kita tercoret dari buku kehidupan.
  • Allah Bapa sangat menginginkan kita anak-nya kelak tinggal di Sorga sebanyak banyak.
  • Ada Sorga tentunya juga ada Neraka, mumpung masih punya kesempatan pilihan ada ditangan anda.
  • Tiket untuk dapat hidup diSorga kalau kita hidup Kudus. Kira nya kesaksian ini dapat menjadi berkat bagi yang membacanya. Tuhan Yesus Memberkati!

Sumber : Kesaksian Ditulis dan di alami Oleh; Ev. Linda Campbell Maryland/ USA.

http://www.jawaban.com/index.php/spiritual/detail/id/56/news/110416212444/limit/0/Akhirnya-Aku-Melihat-Sorga.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar