Selasa, 22 Agustus 2017

BUAH KE IKHLASAN

Cuaca  hari ini  sangat  sangat panas.
Mbah Sarno  terus  mengayuh sepeda  tuanya  menyisir  jalan  perumahan  Condong  Catur,Sleman, Yogyakarta,demi menyambung hidup.  Mbah  Sarno sudah  puluhan tahun  berprofesi sebagai  tukang  sol sepatu  keliling . Jika  orang lain mungkin  berfikir “mau nonton apa saya malam ini?”,  mbah  Sarno  cuma  bisa  berfikir “saya bisa makan atau nggak malam ini ?”

Di  tengah  cuaca  panas  seperti  ini pun  terasa  sangat  sulit  baginya untuk mendapatkan pelanggan.
Bagi mbah Sarno, setiap hari adalah  hari kerja. Di mana ada  peluang untuk  menghasilkan rupiah, di situ  dia akan  terus berusaha.
Hebatnya,beliau  adalah orang  yang sangat jujur. Meskipun miskin, tak  pernah  sekali pun ia mengambil hak orang lain.

Jam 11, saat  tiba di  depan sebuah  rumah  mewah di ujung gang,dia pun  akhirnya  mendapat  pelanggan  pertamanya  hari ini.
Seorang pemuda  usia 23 tahunan, terlihat  sangat  terburu-buru.

Ketika  mbah  Sarno  menambal sepatunya  yang  bolong, ia terus menerus melihat  jam.Karena  pekerjaan ini sudah  digelutinya bertahun-tahun, dalam  waktu  singkat pun  ia berhasil  menyelesaikan pekerjaannya. i

“Wah cepat sekali. Berapa pak?

“5.000 rupiah mas”

Sang  pemuda pun  mengeluarkan  uang  seratus ribuan dari dompetnya.
Mbah Sarno  jelas  kaget dan  tentu ia tidak  punya uang kembalian sama  sekali apalagi sang  pemuda ini  adalah  pelanggan pertamanya hari ini.

“Wah mas gak ada uang pas ya?”

“Nggak ada pak,uang saya tinggal selembar ini, belum dipecah pak”.

“Maaf mas,saya nggak punya uang kembalian”

“Waduh repot juga kalo gitu.Ya sudah saya cari dulu sebentar pak ke warung depan”.

“Udah  mas  nggak  usah repot-repot. Mas  bawa  dulu saja. Saya perhatikan  mas  lagi  buru-buru.Lain  waktu saja  mas kalau  kita ketemu lagi.”

“Oh syukurlah kalo gitu.Ya sudah makasih ya pak.”

Jam  demi  jam berlalu  dan tampaknya ini hari  yang tidak menguntungkan  bagi  mbah Sarno. Dia cuma  mendapatkan 1 pelanggan  dan itu pun  belum  membayar. Ia terus menanamkan dalam hatinya, “ikhlas, saya percaya akan dapat gantinya”.

“Yaa Tuhan ,izinkan aku mencicipi secuil rezeki-Mu hari ini. Hari ini aku akan terus berusaha, selebihnya adalah kehendak-Mu.”

Selesai berdoa panjang, ia pun bangkit untuk melanjutkan pekerjaannya.


Ketika ia akan menuju sepedanya, ia kaget karena pemuda yang tadi siang menjadi pelanggannya telah menunggu di samping sepedanya.

“Wah kebetulan kita ketemu di sini,pak. Ini bayaran yang tadi siang pak.”

Kali ini pemuda tadi tetap mengeluarkan uang seratus ribuan. Tidak hanya selembar,tapi 5 lembar.

“Loh loh mas? Ini mas belum mecahin uang ya? Maaf mas saya masih belum punya kembalian. Ini juga kok 5 lembar mas.Ini nggak salah ngambil mas?”

“Sudah pak,terima saja.Kembaliannya, sudah saya terima tadi, pak.Hari ini saya tes wawancara.Telat 5 menit saja saya sudah gagal pak. Untung bapak membiarkan saya pergi dulu.Saya diterima,  minggu depan saya berangkat ke Perancis pak.
Saya mohon doanya pak”.

“Tapi ini terlalu banyak mas”.

“Saya bayar sol sepatu cuma Rp. 5.000,00 pak. Sisanya untuk membayar kesuksesan saya hari ini dan keikhlasan bapak hari ini.”

Tuhan punya cara tersendiri dalam menolong hamba-hamba-Nya yang mau berusaha dalam kesulitannya. Dan kita tidak akan pernah tahu kapan pertolongan itu tiba.

Mari Berbuat Baik. Meski Sekecil Apapun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar