Rabu, 10 Agustus 2011

KATA KATA TERAKHIR

“Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, ia tidak akan menderita apa-apa oleh kematian yang kedua." (Wahyu 2:10b-11)

John Wesley (1703-1791) adalah tokoh pendiri Gereja Methodist yang mempunyai perawakan kecil dengan tinggi 160 cm dan berat 55 kg, suara yang lembut, namun mempunyai semangat pekabaran Injil yang membaja. John Wesley biasanya pergi mengabarkan Injil dengan menunggang seekor kuda dan setiap hari ia menempuh jarak kurang lebih 30-100 kilometer. Setiap pagi ia bangun pukul 04.00 subuh dan baru beristirahat pukul 22.00 malam. Pada usianya yang sudah lanjut, ia mendapatkan penghormatan dari teman-temannya. Mereka menghadiahkan kepadanya sebuah kereta khusus yang diperlengkapi dengan lemari buku dan meja tulis. Dengan demikian ia dapat lebih leluasa untuk menulis dan membaca buku di atas kereta kuda. Pada usia 83 tahun, ia menyatakan kekecewaannya karena tidak dapat lagi menulis 15 jam sehari tanpa melelahkan matanya. Pada usia 86 tahun, ia malu mengakui bahwa ia tidak sanggup lagi berkhotbah dua kali sehari. Sepanjang hidupnya, ia telah berkhotbah sebanyak 42.000 kali sepanjang 66 tahun, kira-kira 606 khotbah per tahun, menulis lebih dari 230 buku/tulisan, melakukan perjalanan 300.000 mil atau hampir 15 kali lingkaran bumi selama 50 tahun. Sungguh, suatu semangat pelayanan yang luar biasa. Prinsip pelayanan yang dipegang teguh sampai akhir hidupnya adalah “Seluruh dunia adalah tempat pelayananku.”

Bahkan saat-saat menjelang kematiannya. Ia masih dapat melayani Tuhan melalui khotbah dan tulisannya. Ia menulis khotbah terakhirnya pada tanggal 22 Februari 1791, dengan judul “On The Danger Of Increasing Riches”, yang diambil dari Mazmur 62:10. Dia terus menyaksikan imannya dan sering berbicara tentang “kehidupan kudus” dan “kematian kudus”. Dan sesungguhnya kematiannya pada tangal 2 Mei 1791 pada usia 87 tahun 8 bulan, merupakan suatu pengalaman yang kudus.

Pada akhir masa hidupnya, ia terbaring di kursi yang berukuran kecil di rumahnya di jalan City Road, London. Dia mengejutkan mereka yang hadir pada saat itu ketika ia memecahkan keheningan yang ada dengan nyanyian Isaac Watts,

“Ku kan memuji Penciptaku selagi bernafas.
Sampai kepada suaraku lenyap ditelan kematian,
pujian akan menguasaiku.
Hari-hariku yang penuh pujian kepadaMu tidak akan berlalu.
Selama hidup dan akhir hidupku,keabadian itu akan terus berlangsung.”

Dia masih bertahan sampai dengan hari berikutnya, ia mengumpulkan sisa tenaganya untuk mengatakan kalimat ini, “Yang terbaik di atas segalanya, Allah itu beserta kita.” Inilah kata-kata terakhir dari John Wesley dan ia meninggal dengan tenang pada keesokan paginya. Ia dimakamkan di halaman belakang gereja Methodist City Road, London. Ia telah mati, tetapi pesannya tidak pernah mati. Biarlah kita tetap beriman kepada Allah sampai pada akhirnya dan kata-kata terakhir kita adalah kata-kata yang memuliakan Allah. Amin.

ORANG-ORANG YANG SETIA SAMPAI AKHIR BAGAIKAN PRAJURIT YANG PULANG DARI PEPERANGAN DENGAN KEMENANGAN




Oleh:
Stefanus Untung Chandra

Tidak ada komentar:

Posting Komentar