Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu
seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah
hambanya." - Matius 8:13
Ketika kita atau salah seorang
keluarga kita sedang sakit atau perlu didoakan, cukupkah kita minta
didoakan jarak jauh? Ada banyak orang yang merasa kurang afdol jika
hanya didoakan jarak jauh. Kalau tidak datang langsung, tumpang tangan,
dijamah, mujizat rasanya tidak akan bisa terjadi. Kalau bukan oleh
pendeta yang top kesembuhan rasanya tidak mungkin terjadi. Kesembuhan
atau mujizat lainnya menjadi bukan berasal dari Tuhan, namun tergantung
dari manusianya, pendetanya. Ini adalah pola pikir yang sudah
menyimpang. Kita bisa belajar dari kisah seorang perwira Kapernaum yang
mendatangi Yesus.
Mari kita baca Matius 8:5-13. Di sana
dikisahkan ketika Yesus memasuki Kapernaum, ada seorang perwira yang
menjumpaiNya. Si perwira ternyata ingin minta tolong atas nama salah
seorang pelayannya yang saat itu terbaring di rumah karena lumpuh.
"Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat
menderita." (Matius 8:6). Mendengar hal itu, Yesus pun menjawab "Aku
akan datang menyembuhkannya." (ayat 7).
Bayangkan jika kita ada
di posisi sang perwira Kapernaum, apa reaksi kita? Mungkin kita akan
berteriak kegirangan, menarik tangan Yesus untuk secepatnya mendatangi
rumah kita, menumpang tangan atas si pelayan, mendoakannya langsung di
tempat bahkan mungkin menahan Yesus di sana hingga mujizat terjadi. Tapi
lihatlah apa reaksi perwira Kapernaum. Tetapi jawab perwira itu kepada
Yesus : "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan
saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." (ayat 8).
Iman si perwira begitu luar biasa. Dia ternyata percaya bahwa Tuhan
punya kuasa yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Mujizat bukan
terjadi semata-mata akibat perjumpaan langsung, jamahan, tumpang tangan
atau apapun yang dilakukan orang, namun semua itu adalah berasal dari
Tuhan. Artinya, kapanpun, dimanapun, dengan cara apapun, mujizat itu
bisa terjadi, karena sekali lagi, kuasa Tuhan berada di atas segalanya
dan tidak terbatas oleh apapun.
Kembali pada kisah perwira
Kapernaum, iman perwira itu membuat Yesus kagum. Lalu Yesus berkata
kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau
percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. (ayat 13).
Lewat sepatah kata, Yesus sanggup menyembuhkan orang yang sedang
tergeletak jauh di sana. Sang Perwira percaya itu, dan itulah yang
terjadi, sesuai apa yang ia percayai. Inilah bentuk iman yang mampu
menyaksikan turunnya mujizat Tuhan. Iman mampu membuat perbedaan.
Penulis Ibrani menulis demikian: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu
yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita
lihat." (Ibrani 11:1).
Dan Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29b).
Meski kita belum melihatnya, seperti halnya perwira Kapernaum yang saat
itu masih jauh dari rumahnya dan belum mengetahui apakah hambanya sudah
sembuh saat itu juga atau belum, namun imannya membuatnya yakin bahwa
itu telah terjadi meski belum melihat langsung. Dalam ayat 13 tadi kita
bisa membaca apa yang terjadi. Ya, hambanya memang sembuh saat itu
juga!
Iman yang teguh akan membuat kita bisa menerima berkat
dan mujizat Tuhan. Bukan atas kehebatan manusia, melainkan iman akan
Kristus-lah yang menyelamatkan.
Ingatlah apa yang dikatakan
Yesus: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada
gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak
bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan
terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata
kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu
telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus
11:23-24).
Percaya dalam iman yang teguh, maka kita akan
menerima. Kemudian ingatlah bahwa semua itu haruslah sesuai dengan
kehendak-Nya, bukan kehendak kita. "Dan inilah keberanian percaya kita
kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta
sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa
Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita
telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya." (1
Yohanes 5:14-15). Itu janji Tuhan dan kita tahu janji Tuhan itu "ya
dan amin".
Belajar dari iman perwira Kapernaum hari ini,
milikilah iman yang sungguh-sungguh, dan percayalah sepenuhnya pada
Tuhan. Jangan menggantungkan diri kepada sosok manusia yang terbatas,
tapi berpeganglah pada Tuhan yang punya kuasa di atas segalanya.
"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar