Selasa, 28 Agustus 2012

BELAJAR DARI PERWIRA KAPERNAUM

Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya." - Matius 8:13

Ketika kita atau salah seorang keluarga kita sedang sakit atau perlu didoakan, cukupkah kita minta didoakan jarak jauh? Ada banyak orang yang merasa kurang afdol jika hanya didoakan jarak jauh. Kalau tidak datang langsung, tumpang tangan, dijamah, mujizat rasanya tidak akan bisa terjadi. Kalau bukan oleh pendeta yang top kesembuhan rasanya tidak mungkin terjadi. Kesembuhan atau mujizat lainnya menjadi bukan berasal dari Tuhan, namun tergantung dari manusianya, pendetanya. Ini adalah pola pikir yang sudah menyimpang. Kita bisa belajar dari kisah seorang perwira Kapernaum yang mendatangi Yesus.

Mari kita baca Matius 8:5-13. Di sana dikisahkan ketika Yesus memasuki Kapernaum, ada seorang perwira yang menjumpaiNya. Si perwira ternyata ingin minta tolong atas nama salah seorang pelayannya yang saat itu terbaring di rumah karena lumpuh. "Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita." (Matius 8:6). Mendengar hal itu, Yesus pun menjawab "Aku akan datang menyembuhkannya." (ayat 7).

Bayangkan jika kita ada di posisi sang perwira Kapernaum, apa reaksi kita? Mungkin kita akan berteriak kegirangan, menarik tangan Yesus untuk secepatnya mendatangi rumah kita, menumpang tangan atas si pelayan, mendoakannya langsung di tempat bahkan mungkin menahan Yesus di sana hingga mujizat terjadi. Tapi lihatlah apa reaksi perwira Kapernaum. Tetapi jawab perwira itu kepada Yesus : "Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." (ayat 8).

Iman si perwira begitu luar biasa. Dia ternyata percaya bahwa Tuhan punya kuasa yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Mujizat bukan terjadi semata-mata akibat perjumpaan langsung, jamahan, tumpang tangan atau apapun yang dilakukan orang, namun semua itu adalah berasal dari Tuhan. Artinya, kapanpun, dimanapun, dengan cara apapun, mujizat itu bisa terjadi, karena sekali lagi, kuasa Tuhan berada di atas segalanya dan tidak terbatas oleh apapun.

Kembali pada kisah perwira Kapernaum, iman perwira itu membuat Yesus kagum. Lalu Yesus berkata kepada perwira itu: "Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya." Maka pada saat itu juga sembuhlah hambanya. (ayat 13).

Lewat sepatah kata, Yesus sanggup menyembuhkan orang yang sedang tergeletak jauh di sana. Sang Perwira percaya itu, dan itulah yang terjadi, sesuai apa yang ia percayai. Inilah bentuk iman yang mampu menyaksikan turunnya mujizat Tuhan. Iman mampu membuat perbedaan.

Penulis Ibrani menulis demikian: "Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat." (Ibrani 11:1).
Dan Yesus berkata: "Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya." (Yohanes 20:29b).

Meski kita belum melihatnya, seperti halnya perwira Kapernaum yang saat itu masih jauh dari rumahnya dan belum mengetahui apakah hambanya sudah sembuh saat itu juga atau belum, namun imannya membuatnya yakin bahwa itu telah terjadi meski belum melihat langsung. Dalam ayat 13 tadi kita bisa membaca apa yang terjadi. Ya, hambanya memang sembuh saat itu juga!

Iman yang teguh akan membuat kita bisa menerima berkat dan mujizat Tuhan. Bukan atas kehebatan manusia, melainkan iman akan Kristus-lah yang menyelamatkan.

Ingatlah apa yang dikatakan Yesus: "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barang siapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu." (Markus 11:23-24).

Percaya dalam iman yang teguh, maka kita akan menerima. Kemudian ingatlah bahwa semua itu haruslah sesuai dengan kehendak-Nya, bukan kehendak kita. "Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya. Dan jikalau kita tahu, bahwa Ia mengabulkan apa saja yang kita minta, maka kita juga tahu, bahwa kita telah memperoleh segala sesuatu yang telah kita minta kepada-Nya." (1 Yohanes 5:14-15). Itu janji Tuhan dan kita tahu janji Tuhan itu "ya dan amin".

Belajar dari iman perwira Kapernaum hari ini, milikilah iman yang sungguh-sungguh, dan percayalah sepenuhnya pada Tuhan. Jangan menggantungkan diri kepada sosok manusia yang terbatas, tapi berpeganglah pada Tuhan yang punya kuasa di atas segalanya.

"Pulanglah dan jadilah kepadamu seperti yang engkau percaya."

MISKIN DI HADAPAN TUHAN

"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga" (Matius 5:3)

Sudah terlalu sering kita mendengar kalimat "money can't buy happiness". Dalam perjalanan hidup kita, sering kali kita menjumpai kehancuran dan keretakan rumah tangga, justru ketika kemakmuran mencapai puncaknya. Selidik punya selidik, ketika uang tidak lagi menjadi problem, manusia cenderung mempergunakan uang mereka untuk hal-hal yang mendatangkan dosa. Mungkin, kalau kita jujur, banyak dari kita yang meluangkan waktu untuk berdoa lebih banyak ketika kita ditimpa masalah, daripada saat kita mendapat berkat dan menikmati kelimpahan. Ada banyak cerdik dan orang kaya, rasa-rasanya mereka tidak mungkin kekurangan apapun, tetapi batinnya menderita dan tidak bahagia. Disisi lain, ada banyak orang miskin dan hidup pas-pasan, tetapi jiwa mereka dipenuhi sukacita. Tapi apakah semua orang kaya pasti menderita, dan orang miskin pasti bahagia? Tidak juga kan? Saya lalu sampai pada satu asumsi, bahwa apapun yg kita usahakan itu tidak akan bisa mendatangkan kebahagiaan yang sebenarnya, karena kebahagiaan sejati itu hanya ada di dalam mereka yang hidup di dalam Tuhan. Artinya, kaya atau miskin, selama ada Roh Allah menyala di dalam hidup kita, kita akan merasakan kebahagiaan yang sesungguhnya dan kedamaian yang abadi.

Injil Matius 5 ini bercerita tentang pengajaran Yesus kepada murid-muridNya, di atas bukit mengenai jalan menuju bahagia. Orang yang miskin ini disebutkan paling awal bukan tanpa sebab. Kemiskinan di sini, bukan diartikan kepada hal materiel, tetapi lebih kepada rohani. Dalam artian, apabila kita tetap merasa "miskin" dan ingin memperoleh lebih banyak lagi kekayaan rohani, kita akan senantiasa mencari Tuhan. Miskin, yang diartikan sebagai rasa rendah hati, tidak berlebihan dan selalu haus akan Tuhan.

Di dalam injil disebutkan bahwa Yesus mengajarkan kepada murid-muridNya di ATAS bukit.. ini berbicara mengenai suatu level tertentu, di mana kita bisa menikmati berbagai berkat yang dicurahkan dari atas, tentunya dengan 9 syarat yang selanjutnya disebutkan Yesus Kristus satu persatu.

Pertanyaannya sekarang, apabila kita diberkati secara berlimpah, sanggupkah kita untuk tetap hidup "miskin" dan mencari lebih lagi kekayaan rohani dari Tuhan? dan pertanyaan lain, apabila kita belum mampu hidup layak, sanggupkah kita untuk tetap bersyukur dan mencari Tuhan? Ingat, Tuhan selalu mencukupi tepat pada waktunya, asal kita melakukan kewajiban kita. Jadi poin nya di sini adalah, kaya atau miskin, selama kita hidup dalam Tuhan, dan berusaha terus naik hingga suatu level tertentu seperti di "atas" bukit, berbagai mukjizat, berkat, dan malah kunci kerajaan surga, semua itu bukan hal mustahil bagi kita.

Kemiskinan membuat kita semakin giat berusaha, lakukan itu buat Tuhan, dan biarkan Dia bekerja dalam hidup kita.

B E R B U A H

Setiap ranting ... dibersihkan-Nya, supaya ia lebih banyak berbuah (Yohanes 15:2)

Apa yang paling dinanti-nantikan oleh seorang pengusaha kebun anggur? Buah! Tak ada yang lain! Tidak ada pengusaha yang menanam anggur hanya sebagai tanaman hias. Pengusaha tidak mengharap tanaman anggurnya berdaun lebat, beranting banyak dan memiliki bentuk indah, tetapi tidak berbuah.

Dalam Yohanes 15:1-8, di sana Yesus berkata berulang kali bahwa Dia adalah pokok anggur dan kita ini carang-carang-Nya. Pengusaha kebun anggur yakni Bapa di surga, hanya mencari satu hal yang terpenting dari hidup kita, yakni kehidupan yang berbuah! Sebagai carang dan menjadi bagian dari tanaman anggur, kita dituntut untuk berbuah.

Sayangnya, kita kerap tidak berorientasi pada kekristenan yang menghasilkan buah. Kita lebih suka menciptakan tanaman anggur yang memiliki bentuk indah, layaknya tanaman hias. Kerajinan kita di gereja bisa membuat banyak orang kagum. Pelayanan kita di gereja juga bisa membuat banyak orang salut. Belum lagi bahasa rohani yang kita pakai sangat alkitabiah. Sungguh, tanaman anggur yang tampak indah. Berdaun lebat dan memiliki penampilan yang membanggakan! Sayang, tanaman anggur yang indah belum tentu menghasilkan buah.

Dengan kekristenan seperti ini, sia-sia seseorang mengikut Yesus. Tuhan lebih memperhatikan, adakah kita selama menjadi pengikut-Nya, menghasilkan buah? Adakah mulut dan sikap kita sehari-hari memuliakan Tuhan dan memberkati sesama? Adakah hidup kita menjadi kesaksian nyata berjalan bersama Kristus? Adakah jiwa-jiwa yang kita bimbing dengan kasih untuk mengenal dan setia kepada Kristus?

YANG TERPENTING DARI TANAMAN ANGGUR BUKAN PENAMPILANNYA MELAINKAN BUAH-BUAHNYA!


GOD bless U

Manakah Yang Engkau Pilih, KEKERASAN Atau WIBAWA IllAHI ?


Percayalah maka engkau akan memiliki wibawa Illahi, itu sudah cukup bagimu, Tuhan tidak menghendaki engkau memiliki kekerasan tapi wibawa Illahi itulah yang perlu. Apakah engkau yakin dengan adanya kekerasan segala sesuatunya itu dapat engkau selesaikan? Wibawa Illahi tidak akan engkau miliki jika engkau tidak dipenuhi oleh Roh Tuhan.

Bagaimanakah sikap Tuhan di saat menghadapi orang yang berdosa?
Dia tidak pernah menggunakan kekerasan, tetapi dalam menghadapi seorang pendosa Tuhan menghadapi dengan kasihNya yang telah dipenuhi wibawa keIllahianNya sehingga itulah yang akan sanggup mengubahkan seorang pendosa untuk mereka bertobat.

Tetapi engkau tidak dapat menunjukkan kewibawaan Illahi ini dengan sikap kerasmu…, janganlah engkau sombong. Sebagaimana dengan pribadi Yakub dikatakan bahwa dia telah mengalami kemenangan justru di saat dia mengalami keadaan yang benar-benar hancur, karena Tuhan telah memukul dia untuk dia tidak lagi memiliki kekerasan dalam kehidupannya tetapi apakah dia kalah? Tidak….. terlalu banyak teladan yang telah Tuhan berikan kepadamu, tetapi semua tergantung responmu.

Di saat engkau menerima kepercayaan yang daripada Tuhan, terimalah segala sesuatunya sehingga  engkau tidak memiliki waktu lagi untuk engkau menilai sekelilingmu, tetapi saatnya engkau memperhatikan mereka dengan kekudusan karena engkau memiliki kerinduan untuk sekelilingmu ini dapat bertumbuh dan memuliakan Tuhan.

Jadilah engkau pribadi yang pandai didalam Tuhan, sehingga engkau tidak menyesal kalau sekali waktu sumber Tuhan ini seolah-olah Tuhan tutup, tetapi engkau telah dapat mencari lubang yang lain untuk sumber itu tidak berhenti mengalirkan padamu….

GOD BLESS U

Sumber : Pohon Persekutuan

Tugasmu ... Tapi Jangan .

BAPA kami...
yang berada didalam Kerajaan Sorga
adalah Sumber dari Kebenaran itu!

Manusia diberikan...
untuk mempelajari memberitakan melakukan kebenaran
sesuai dengan yang diterimanya dari BAPA
dalam perantaraan ROH KUDUS.

Bagi yang dipercayakan...
oleh BAPA untuk memberitakan Firman Kebenaran

Firman_NYA:
Tugasmu adalah untuk memberitakan
selanjutnya adalah Urusan_KU... amen.

Ingatlah!
Janganlah sampai terjadi seperti Uza
merasa benar memeggang Tabut TUHAN
supaya Tabut TUHAN tidak ikut tergelincir
tapi apa yang dipandangnya benar
belum tentu benar di Hadapan BAPA
[2Samuel 6:6-7]>

Ketika mereka...
sampai ketempat pengirikan Nakhon
maka Uza mengulurkan tangannya
kepada Tabut JaHWeH itu, lalu memegangnya
karena lembu-lembu itu tergelincir.

Maka...
bangkitlah Murka TUHAN terhadap Uza
lalu JaHWeH membunuh dia disana
karena ketelodarannya itu
ia mati disana dekat Tabut JaHWeH itu.
=== Hallelujah ===

Makanya...
janganlah sekali-kali mengambil keputusan
karena merasa lebih benar dari yang lain
dengan menghakimi sesama.

Tegorlah bagi yang bersalah...
tetapi janganlah sekali-kali menghakimi.

Karena diantara kita...
tidak seorangpun yang disahkan
oleh BAPA untuk menjadi hakim bagi sesamanya
selain Anak BAPA TUHAN kita *JESUS*

Walaupun dunia...
didalam dunia ini mempunyai hakim
tetapi bagi Umat TUHAN
tidaklah demikian adanya...!

Selamat melayani pekerjaan TUHAN
sesuai dengan Kehendak BAPA
TUHAN JESUS
Mengasihi kita senantiasa dan Memberkati
Immanuel amen.

Berkat Yang Sesungguhnya

Daripada terus menginginkan semua hal yang belum kita miliki, bersyukur dan menikmati semua hal yang telah kita miliki akan membuat kita selalu kaya dan bahagia. Karena rasa puas didapatkan bukan dari memiliki hal yang kita idam-idamkan tetapi kepuasan itu didapat dari menikmati dengan maksimal semua yang telah kita miliki dan bersyukur atas semua yang sudah kita miliki.

"(5-9) Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia. (5-10) Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya? (5-11) Enak tidurnya orang yang bekerja, baik ia makan sedikit maupun banyak; tetapi kekenyangan orang kaya sekali-kali tidak membiarkan dia tidur. (5-12) Ada kemalangan yang menyedihkan kulihat di bawah matahari: kekayaan yang disimpan oleh pemiliknya menjadi kecelakaannya sendiri. Dan kekayaan itu binasa oleh kemalangan, sehingga tak ada suatupun padanya untuk anaknya. Sebagaimana ia keluar dari kandungan ibunya, demikian juga ia akan pergi, telanjang seperti ketika ia datang, dan tak diperolehnya dari jerih payahnya suatupun yang dapat dibawa dalam tangannya. (5-15) Inipun kemalangan yang menyedihkan. Sebagaimana ia datang, demikianpun ia akan pergi. Dan apakah keuntungan orang tadi yang telah berlelah-lelah menjaring angin? (5-16) Malah sepanjang umurnya ia berada dalam kegelapan dan kesedihan, mengalami banyak kesusahan, penderitaan dan kekesalan. Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya, sebab itulah bahagiannya. Setiap orang yang dikaruniai Allah kekayaan dan harta benda dan kuasa untuk menikmatinya, untuk menerima bahagiannya, dan untuk bersukacita dalam jerih payahnya--juga itupun karunia Allah. Tidak sering ia mengingat umurnya, karena Allah membiarkan dia sibuk dengan kesenangan hatinya. (Pengkhotbah 5:10-20).

Dapat menikmati berkat pemberian dari Tuhan adalah berkat yang sesungguhNya lebih dibutuhkan, karena apa bedanya antara memiliki atau tidak memiliki jika kita memiliki tetapi tidak dapat menikmatinya?

Kesenangan dan kebahagiaan sejati bukan didapat dari uang yang banyak, harta benda dan kekayaan yang melimpah tetapi didapat dari berkat Tuhan yang memampukan kita menikmati kekayaan tersebut. Orang yang memiliki banyak harta dan kekayaan tetapi tidak dapat menikmati berkat dari harta dan kekayaannya lebih malang dari orang yang memiliki harta dan kekayaan yang sedikit tetapi dapat menikmatinya dengan maksimal. Hanya kasih karunia dan berkat Tuhan yang membuat kita dapat menikmatinya.

Tuhan memberkati ^_^

Real Blessing

Rather than continue to want all
the things that we do not have, be
grateful and enjoy all the things we
already have will make us rich and
happy always. Because the sense of
satisfaction gained instead of having the things we desire but
satisfaction was obtained with a
maximum of enjoying all that we
have and be grateful for all that we
already have.

Ecclesiastes 5:
10 He that loveth silver shall not be
satisfied with silver; nor he that
loveth abundance with increase:
this is also vanity. 11 When goods increase, they are
increased that eat them: and what
good is there to the owners
thereof, saving the beholding of
them with their eyes? 12 The sleep of a labouring man is
sweet, whether he eat little or
much: but the abundance of the
rich will not suffer him to sleep. 13 There is a sore evil which I have
seen under the sun, namely , riches
kept for the owners thereof to
their hurt. 14 But those riches perish by evil
travail: and he begetteth a son,
and there is nothing in his hand. 15 As he came forth of his mother’s
womb, naked shall he return to go
as he came, and shall take nothing
of his labour, which he may carry
away in his hand. 16 And this also is a sore evil, that in
all points as he came, so shall he
go: and what profit hath he that
hath laboured for the wind? 17 All his days also he eateth in
darkness, and he hath much
sorrow and wrath with his sickness. 18 Behold that which I have seen: it is
good and comely for one to eat
and to drink, and to enjoy the
good of all his labour that he
taketh under the sun all the days of
his life, which God giveth him: for it is his portion. 19 Every man also to whom God hath
given riches and wealth, and hath
given him power to eat thereof,
and to take his portion, and to
rejoice in his labour; this is the gift
of God. 20 For he shall not much remember
the days of his life; because God
answereth him in the joy of his
heart.

Can enjoy the blessings of God's gift
is a real blessing more necessary,
because what's the difference
between having or not having if
we have but can not enjoy it?

Pleasure and true happiness is not
obtained from a lot of money,
possessions and riches but
obtained from the blessing of God
that enables us to enjoy the
wealth. People who have many possessions and wealth but can not
enjoy the blessings of wealth and
more wealth from the poor people
who have few possessions and
wealth but can enjoy it to the
maximum. Only the grace and blessing of God that allows us to
enjoy it.

God bless ^ _ ^

KASIH DALAM PERBUATAN DAN KEBENARAN

Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu, Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.( I Kor 13:4-7)

Berbicara mengenai kasih semua orang kristen sudah mengerti akan hal ini tapi pada kenyataannya banyak orang kristen kecewa sesama orang kristen karena tidak ada kasih didalamnya. Mengenai kasih ini bukan hanya sekedar diucapan saja tetapi harus dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dengan demikian kita menjadi pelaku Firman.

Berapa banyak orang kristen kecewa karena kasih sesama orang kristen hanya berhenti sampai diucapan saja.

FirmanNYA berkata: " Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran. ( I Yoh 3:18).

Mengapa orang kristen banyak yg gagal menerapkan kasih dalam kehidupan sehari-harinya?

Mari kita akan melihat di Injil Lukas 7:47, kisah seorang wanita yg datang kepada Yesus dengan membawa minyak wangi lalu membasahi kaki Yesus dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya serta mengurapinya dengan minyak wangi yg dibawanya.

diayat 47, Yesus berkata: " Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yg sedikit diampuni sedikit berbuat kasih.

Orang kristen dapat berbuat kasih ketika dirinya menyadari bahwa dosanya yg banyak telah ditebus dan diampuni oleh darah Yesus, sehingga dia juga akan melakukan hal yg sama terhadap orang lain.

Bagaimana kita dapat menyadari akan segala kesalahan dan dosa kita? Orang dapat menyadari kesalahan dan dosanya ketika dia mengalami perjumpaan dengan Tuhan, perjumpaan dengan Tuhan itulah yg akan mengubah dan memulihkan hidupnya sehingga ia dapat berbuat kasih terhadap sesamanya. Maranatha, JBU.

ADA SAAT UNTUK DIAM




“Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah … “ ~ Mazmur 46:11

Ada saat-saat yang diperlukan bagi manusia untuk berdiam diri dan menenangkan pikiran. Sebab bila menghadapi persoalan, kita tidak tenang dan hati bergelora, maka sulit bagi kita untuk mengambil tindakan yang tepat.

Berdiam diri, artinya tenang, tidak mengadakan reaksi apapun. Rupanya “tenang” sangat diperlukan dalam hidup ini untuk mencapai tujuan dan doa kita kepada Allah.

Daud mempunyai pengalaman banyak dengan Tuhan. Semua kebaikan dan pertolongan Tuhan dalam hidupnya selalu diingatnya. Ketika berbagai persoalan datang dan bahaya mengancam, Daud tahu bahwa Tuhan pasti memberikan pertolongan pada saat yang tepat. Daud berkata, “tali-tali maut telah meliliti aku, dan kegentaran terhadap dunia orang mati menimpa aku, aku mengalami kesesakan dan kedukaan. – Tetapi aku menyerukan nama TUHAN: “Ya TUHAN, luputkanlah kiranya aku!” (Mazmur 116:3-4).

Dan Daud yakin bahwa Tuhan pasti menolong sebab Tuhan selalu menolongnya di masa yang sudah. Maka diperintahkan jiwanya untuk kembali tenang: “Kembalilah tenang hai jiwaku, sebab TUHAN telah berbuat baik kepadamu” (Mazmur 116:7).

Jadi, dalam menghadapi berbagai masalah, hendaklah kita tenang dan berseru saja kepada Tuhan dengan percaya. Kata Alkitab: “dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu” (Yesaya 30:15b). Dan ketika murud-murid Yesus terkejut dan ketakutan ketika melihat Yesus berjalan di atas air yang disangkanya hantu, maka Yesus pun berkata: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” (Matius 14:27).

Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa, untuk dapat melihat kuasa Tuhan bekerja dalam kehidupan kita yang sedang ketakutan, kita perlu tenang. Tenang menandakan suatu kemantapan hati dan keyakinan bahwa Tuhan sanggup melakukan segala perkara bagi kita. Dan dalam mengharapkan mujizat Tuhan, kita tidak boleh bimbang, “ sebab orang yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya” (Yakobus 1:8).

Penguasaan diri dan tenang dalam setiap perkara sangat diperlukan, agar kita dapat fokus untuk berdoa. Petrus berkata: “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” (1 Petrus 4:7).

Jika kita yakin Tuhan sebagai Penolong, maka sekalipun bumi berubah dan gunung-gunung bergoyang, kita tidak akan takut.

Kasih ...

Adakah diantara kita...
ada yang berbuat kasih...???
Ataukah,,,
Adakah diantara kita...
ada yang saling membenci...???

Untuk pertanyaan itu...
pasti sulit untuk menjawabnya...!!!

Tetapi kita tidak perlu...
untuk menjawabnya
karena BAPA Maha Tahu
DIA Tahu apa yang kita pikirkan
dan juga apa yang kita perbuat

Ingat...
Didalam dunia ini
tidak ada seorangpun
yang dapat membenarkan dirinya
siapapun dia

Sebab...
berpikir yang salah saja
sudah berdosa
apa lagi melakukan

[Roma 3:10]
Seperti ada tertulis:
Tidak ada yang benar
seorangpun tidak.

Mangkanya...
belajarlah mengasihi
dan buanglah sifat yang jelek itu
yang suka saling membenci

Sebab...
sebagai Umat TUHAN
tidak boleh ada yang memiliki sifat yang jelek itu

Kalau...
ada yang menolak kita
karena kebencian mereka
hindarilah mereka itu karena kasih
supaya kita juga terhindar dari kebencian itu

TUHAN kita *JESUS* berkata:
[Matius 10:14]
Dan apabila...
seorang tidak menerima kamu
dan tidak mendengar perkataanmu
keluarlah dan tinggalkanlah
rumah atau kota itu [FB]
dan kebaskanlah debunya dari kakimu.

Perhatikan...
[Amsal 10:12]
Kebencian menimbulkan pertengkaran
tetapi kasih menutupi segala pelanggaran.

Siapakah...
yang tidak pernah
berbuat pelanggaran/kesalahan...???

Makanya hindarilah...
semua itu dengan kasih
kasih yang kita miliki dari TUHAN kita *JESUS*
Immanuel amen.